Jumat, 27 November 2015

Riset Pemasaran

Riset Pemasaran

1.      Kayu Sengon

2.    Keunggulan kayu ini dibanding dengan kayu kayu yang lain adalah dalam segi harga, kayu sengon lebih murah dibanding dengan harga kayu jati untuk setiap meter kubiknya, bahkan tak kalah kuat jika kayu ini dicampur dengan natrium fluorida, dinatrium hidrogen arsenat, natrium kromat, dan dinitro fenol,  kayu sengon mampu bertahan 30—45 tahun, tidak kalah awet dibandingkan jati.


3.     Untuk pemasaran kayu ini biasanya dilakukan oleh tengkulak kayu dan langsung dijual ke perusahaan industri olahan kayu (sawmill), perusahaan mebel/furniture.

4.   Untuk daerah penjualan kayu ini sangat luas, hampir seluruh kota memakainya baik sebagai bahan pembuat peti kemas, triplek, kayu lapi dan kaso. Sementara daerah yang menanami pohon sengon ini masih sangat minim. Untuk di daerah jawa barat saja baru hanya ada di Ciamis dan Tasikmalaya, dengan luas tanam yang masih belum luas.


Aspek Pemasaran

1.   Permintaan : Hampir seluruh lokasi di Indonesia sebenarnya membutuhkan kau sengon ini, namun karena kurangnya bahan baku pohon ini sehingga menyebabkan pasar beralih ke produk lain sebagai produk pilihan kedua, ini terjadi ketika permintaan lebih banyak dibanding apa yang ditawarkan. Kayu sengon ini pun menjadi produk yang sangat di cari bagi produsen Veneer (kayu lapis) dikarenakan proses pembuatan untuk menjadi Veneer yang lebih mudah jika menggunakan kayu jenis ini, baik dalam hal pengeringan, pemotongan dan pengupasannya tetapi memiliki kekuatan serta ringan sehingga sangat cocok untuk dibuat sebagai kayu lapis lunak (Softest Plywood).

2.     Tidak ada pesaing untuk kayu jenis ini sebenarnya yang ada pasar hanya akan membeli kayu jenis lain ketika sama sekali tidak ada jenis kayu sengon untuk dibeli. Ini karena faktor yang telah disebutkan diatas tadi bahwa kayu ini menjadi primadona bagi para pelaku industri kayu lapis plywood maupun industri pulp (Kertas).


3.     Pertmbuhan kayu lapis baik di dalam maupun di luar negeri cukup stabil dengan pertumbuhan pasar sebesar 7% setiap tahunnya, hal ini bisa meningkat jika banyak yang menanam kayu, karena pertumbuhan stabil ini diakibatkan kekurangan bahan baku yang mudah seperti kayu sengon. Misal produksi kayu lapis dengan mengolah kayu dari kalimantan yang lebih keras dan sulit dalam pemotongan dan pengupasan rata rata hanya dapat mengupas sebanya 300-500 meter kubik dalam seharinya, tetapi jika mereka mengolah kayu sengon ini mereka dapat menghasilkan sekitar 700-800 meter kubik dalam seharinya, hampir 40% produktifitas mereka terganggu karen sedikitnya pemasok kayu sengon. Oleh karena itu pasar untuk kayu sengon ini sangat menggiurkan.