Riset Pemasaran
1. Kayu Sengon
2. Keunggulan kayu ini dibanding dengan kayu kayu
yang lain adalah dalam segi harga, kayu sengon lebih murah dibanding dengan
harga kayu jati untuk setiap meter kubiknya, bahkan tak kalah kuat jika kayu
ini dicampur dengan natrium fluorida, dinatrium hidrogen arsenat, natrium kromat,
dan dinitro fenol, kayu sengon mampu bertahan 30—45 tahun, tidak kalah
awet dibandingkan jati.
3. Untuk pemasaran kayu ini biasanya dilakukan oleh
tengkulak kayu dan langsung dijual ke perusahaan industri olahan kayu (sawmill),
perusahaan mebel/furniture.
4. Untuk daerah penjualan kayu ini sangat luas,
hampir seluruh kota memakainya baik sebagai bahan pembuat peti kemas, triplek,
kayu lapi dan kaso. Sementara daerah yang menanami pohon sengon ini masih
sangat minim. Untuk di daerah jawa barat saja baru hanya ada di Ciamis dan
Tasikmalaya, dengan luas tanam yang masih belum luas.
Aspek Pemasaran
1. Permintaan : Hampir seluruh lokasi di Indonesia
sebenarnya membutuhkan kau sengon ini, namun karena kurangnya bahan baku pohon
ini sehingga menyebabkan pasar beralih ke produk lain sebagai produk pilihan
kedua, ini terjadi ketika permintaan lebih banyak dibanding apa yang ditawarkan.
Kayu sengon ini pun menjadi produk yang sangat di cari bagi produsen Veneer (kayu lapis) dikarenakan proses
pembuatan untuk menjadi Veneer yang
lebih mudah jika menggunakan kayu jenis ini, baik dalam hal pengeringan,
pemotongan dan pengupasannya tetapi memiliki kekuatan serta ringan sehingga
sangat cocok untuk dibuat sebagai kayu lapis lunak (Softest Plywood).
2. Tidak ada pesaing untuk kayu jenis ini
sebenarnya yang ada pasar hanya akan membeli kayu jenis lain ketika sama sekali
tidak ada jenis kayu sengon untuk dibeli. Ini karena faktor yang telah
disebutkan diatas tadi bahwa kayu ini menjadi primadona bagi para pelaku
industri kayu lapis plywood maupun
industri pulp (Kertas).
3. Pertmbuhan kayu lapis baik di dalam maupun di
luar negeri cukup stabil dengan pertumbuhan pasar sebesar 7% setiap tahunnya,
hal ini bisa meningkat jika banyak yang menanam kayu, karena pertumbuhan stabil
ini diakibatkan kekurangan bahan baku yang mudah seperti kayu sengon. Misal produksi
kayu lapis dengan mengolah kayu dari kalimantan yang lebih keras dan sulit
dalam pemotongan dan pengupasan rata rata hanya dapat mengupas sebanya 300-500
meter kubik dalam seharinya, tetapi jika mereka mengolah kayu sengon ini mereka
dapat menghasilkan sekitar 700-800 meter kubik dalam seharinya, hampir 40%
produktifitas mereka terganggu karen sedikitnya pemasok kayu sengon. Oleh karena
itu pasar untuk kayu sengon ini sangat menggiurkan.